Emak, Bunda, Mama, Ibuk.
Apa yang terlintas di pikiranmu setelah sekilas membaca 4
kata itu?
Emak adalah Ibuk
Bunda adalah Ibuk
Mama adalah Ibuk
Ibuk adalah…..
Ibuk adalah orang pertama yang aku kenal di dunia ini.
Ibuk adalah orang yang kutempati perutnya selama 9 bulan
Ibuk adalah orang yang dititipi Allah untuk menjagaku.
Ibuk adalah orang pertama yang merasa sedih jika aku sedih, orang
pertama yang bahagia ketika melihat aku bahagia, dan orang pertama yang sakit
hati ketika aku di olok olok teman – temanku.
Ibuk adalah orang yang selalu mendoakan aku, anaknya, di
setiap sujudnya.
Ibuk adalah orang yang tidak pernah lelah membangunkanku, di
setiap pagi selama 17 tahun ini.
Sangat banyak yang terlintas dipikiranku tentang ke – 4 kata
diatas.
Ibuk selalu ada disaat aku kesusahan, selalu ada disaat aku
senang. Tapi aku? Apa aku selalu ada disaat ibu kesusahan? Mungkin ada saat
senang saja.
Ibuk selalu mendoakan aku di tiap sujudnya. Tapi aku? Setelah
sholat sering langsung lari gara – gara pr belum selesai lah, acara tv lagi
bagus lah, apa lah. Ada saja alasan.
Ibuk adalah orang yang selalu berusaha membuat aku bahagia. Tapi
aku? Berapa kali aku berusaha membuat ibuk bahagia? Hitungan jari.
Apa kita selalu mendengar nasehat ibuk?
Saat di nasehati ibuk, kadang aku berpikir apa gunanya
denger omongan ibuk, toh aku juga belum mengalami. Tapi saat mengalaminya, aku
benar – benar kesusahan, dan selalu berpikir kenapa tidak mendengar kata ibuk. Berharap
ibuk datang mengatasi masalahku.
Manja! Nakal! Kolot! Aku.
Tapi ibuk tidak pernah menyerah memberi yang terbaik. Mengeluh
iya, tapi dia selalu mencobanya lagi.
Untuk apa?
Untuk anaknya. Agar anak yang dititipkan oleh Allah menjadi
manusia yang berguna.
Dengan semua yang telah dilakukan ibuk, sudahkah kita
berterimakasih?
Mungkin terimakasih kalau setelah dibelikan baju baru,
makanan, mainan baru, hape baru.
Tidakkah kita ingin berterimakasih untuk semua yang telah
diberikan ibuk sejak kita ada di rahimnya?
Tidakkah kita ingin membalasnya? Tentu.
Tapi bagaimana?
Apa kita harus membelikannya baju baru atau mobil baru?
TIDAK.
Kata ibuk, belajar
yang rajin, kalau nilai kamu bagus kesel ibuk langsung hilang.
Nilai bagus. Belajar rajin. Jadi orang yang berguna.
Itu masih seper sejuta dari apa yang diberikan ibuk kepada
kita.
Memang kita tidak akan bisa membalas apa yang diberikan
ibuk.
Tapi dengan membahagiakannya, tidak menyakiti hatinya itu
sudah menjadi hadiah terindah bagi ibuk.
Dan jangan berkata “Ah” jika ibuk menyuruh kita, apalagi
membentaknya.
“Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.” (Al Isra(17):23)
“Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil." (Al Isra(17):24)
Semoga kita bisa menjadi anak dapat memberikan hadiah yang
indah untuk ibuk. Amin…
Dan untuk saudari pembaca, semoga kita bisa menjadi ibuk
yang baik dan patut dicontoh anak – anak kita kelak. Amin yarabbalalamin.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu,
belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan
berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’
Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali
bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab,
‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau
menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi
shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala
mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak
perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan
menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyerbarkan kabar burung
(desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (Hadits shahih, riwayat
Bukhari, no. 1407; Muslim, no. 593, Al-Maktabah Asy-Syamilah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar