Minggu, 23 November 2014

Ibuk



Emak, Bunda, Mama, Ibuk.




Apa yang terlintas di pikiranmu setelah sekilas membaca 4 kata itu?

Emak adalah Ibuk

Bunda adalah Ibuk

Mama adalah Ibuk


Ibuk adalah…..

Ibuk adalah orang pertama yang aku kenal di dunia ini.

Ibuk adalah orang yang kutempati perutnya selama 9 bulan

Ibuk adalah orang yang dititipi Allah untuk menjagaku.

Ibuk adalah orang pertama yang merasa sedih jika aku sedih, orang pertama yang bahagia ketika melihat aku bahagia, dan orang pertama yang sakit hati ketika aku di olok olok teman – temanku.

Ibuk adalah orang yang selalu mendoakan aku, anaknya, di setiap sujudnya.

Ibuk adalah orang yang tidak pernah lelah membangunkanku, di setiap pagi selama 17 tahun ini.

Ibuk adalah ibuk, teman dan sahabat pertama dan selama – lamanya.


Sangat banyak yang terlintas dipikiranku tentang ke – 4 kata diatas.
 

Ibuk selalu ada disaat aku kesusahan, selalu ada disaat aku senang. Tapi aku? Apa aku selalu ada disaat ibu kesusahan? Mungkin ada saat senang saja.

Ibuk selalu mendoakan aku di tiap sujudnya. Tapi aku? Setelah sholat sering langsung lari gara – gara pr belum selesai lah, acara tv lagi bagus lah, apa lah. Ada saja alasan.

Ibuk adalah orang yang selalu berusaha membuat aku bahagia. Tapi aku? Berapa kali aku berusaha membuat ibuk bahagia? Hitungan jari.

Apa kita selalu mendengar nasehat ibuk?

Saat di nasehati ibuk, kadang aku berpikir apa gunanya denger omongan ibuk, toh aku juga belum mengalami. Tapi saat mengalaminya, aku benar – benar kesusahan, dan selalu berpikir kenapa tidak mendengar kata ibuk. Berharap ibuk datang mengatasi masalahku.

Manja! Nakal! Kolot! Aku.

Tapi ibuk tidak pernah menyerah memberi yang terbaik. Mengeluh iya, tapi dia selalu mencobanya lagi.

Untuk apa?

Untuk anaknya. Agar anak yang dititipkan oleh Allah menjadi manusia yang berguna.

Dengan semua yang telah dilakukan ibuk, sudahkah kita berterimakasih?

Mungkin terimakasih kalau setelah dibelikan baju baru, makanan, mainan baru, hape baru.


Tidakkah kita ingin berterimakasih untuk semua yang telah diberikan ibuk sejak kita ada di rahimnya?

Tidakkah kita ingin membalasnya? Tentu.

Tapi bagaimana?

Apa kita harus membelikannya baju baru atau mobil baru? TIDAK.

Kata ibuk, belajar yang rajin, kalau nilai kamu bagus kesel ibuk langsung hilang.

Nilai bagus. Belajar rajin. Jadi orang yang berguna.

Itu masih seper sejuta dari apa yang diberikan ibuk kepada kita.

Memang kita tidak akan bisa membalas apa yang diberikan ibuk.

Tapi dengan membahagiakannya, tidak menyakiti hatinya itu sudah menjadi hadiah terindah bagi ibuk.


Dan jangan berkata “Ah” jika ibuk menyuruh kita, apalagi membentaknya.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al Isra(17):23)


“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (Al Isra(17):24)



Semoga kita bisa menjadi anak dapat memberikan hadiah yang indah untuk ibuk. Amin…

Dan untuk saudari pembaca, semoga kita bisa menjadi ibuk yang baik dan patut dicontoh anak – anak kita kelak. Amin yarabbalalamin.


Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)


Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (Hadits shahih, riwayat Bukhari, no. 1407; Muslim, no. 593, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar